Mungkin dari kita belum pernaha ada yang ke luar angkasa. Tapi, dengan belajar TIK kita akan tau apa yang ada di luar angkasa sana. Bener loh. Loh…kok bisa? Tentu bisa! karena dengan TIK kita dapat mengetahui berbagai ilmu tentunya dengan memanfaatkan Jaringan Internet.
Angkasa Luar Dunia Planet di Luar Tata Surya yang Penuh Warna
Perbandingan antara sistem bintang tetap super (atas) dan sistem matahari (bawah) (Sumber foto : NASAS/JPL)
“Temuan baru-baru ini menunjukkan bahwa dunia di luar angkasa memang penuh warna”
Di alam semesta banyak terdapat sistem yang mirip dengan galaksi kita, dan dalam setiap “galaksi” juga banyak terdapat bintang tetap seperti matahari. Namun, apakah di sekeliling bintang-bintang tetap itu ada planet seperti bumi kita ini? Dan
Read more ...
Angkasa Luar Dunia Planet di Luar Tata Surya yang Penuh Warna
Perbandingan antara sistem bintang tetap super (atas) dan sistem matahari (bawah) (Sumber foto : NASAS/JPL)
“Temuan baru-baru ini menunjukkan bahwa dunia di luar angkasa memang penuh warna”
Di alam semesta banyak terdapat sistem yang mirip dengan galaksi kita, dan dalam setiap “galaksi” juga banyak terdapat bintang tetap seperti matahari. Namun, apakah di sekeliling bintang-bintang tetap itu ada planet seperti bumi kita ini? Dan
apakah ada kehidupan seperti kita di sini? Sambil membawa soal-soal ini, belakangan ini para peneliti terus mencari jejak planet di luar tata surya.
Sejak ditemukannya “51 Pegasi B” planet pertama di luar galaksi pada 1995 silam, yang mana selama 11 tahun ini telah ditemukan 200 lebih planet di luar galaksi. Lebih-lebih pada 2006 lalu, para astronom dari berbagai daerah di dunia telah menemukan 20-30 planet di luar galaksi, banyak sekali fenomena, di mana kesemuanya itu belum pernah ditemui sebelumnya. Meski di antara planet-planet ini ada beberapa yang masih perlu diteliti dan di pastikan lebih lanjut, namun temuan-temuan ini cukup untuk mengetahui proses pembentukan planet dan galaksi, serta mencari kehidupan di luar planet bumi.
Sejak ditemukannya “51 Pegasi B” planet pertama di luar galaksi pada 1995 silam, yang mana selama 11 tahun ini telah ditemukan 200 lebih planet di luar galaksi. Lebih-lebih pada 2006 lalu, para astronom dari berbagai daerah di dunia telah menemukan 20-30 planet di luar galaksi, banyak sekali fenomena, di mana kesemuanya itu belum pernah ditemui sebelumnya. Meski di antara planet-planet ini ada beberapa yang masih perlu diteliti dan di pastikan lebih lanjut, namun temuan-temuan ini cukup untuk mengetahui proses pembentukan planet dan galaksi, serta mencari kehidupan di luar planet bumi.
Sistem tata surya “super”Laporan majalah astronomi pada February 2006 lalu menyebutkan, bahwa teleskop angkasa Spitzer NASA berhasil mengamati 2 bintang tetap super, di sekitarnya dikelilingi dengan struktur piring debu dengan ukuran raksasa, dapat dikata sebagai “tata surya” super.
Yang paling menggembirakan adalah ditemukan lagi piring debu raksasa di sekeliling 2 bintang tetap, menurut ilmuwan, bahwa ini adalah sistem planet yang ada atau yang akan segera terbentuk. Dan di masa lalu para ilmuwan meyakini bahwa di sekitar bintang tetap yang demikian besar itu tidak akan bisa menjadi planet
Yang paling menggembirakan adalah ditemukan lagi piring debu raksasa di sekeliling 2 bintang tetap, menurut ilmuwan, bahwa ini adalah sistem planet yang ada atau yang akan segera terbentuk. Dan di masa lalu para ilmuwan meyakini bahwa di sekitar bintang tetap yang demikian besar itu tidak akan bisa menjadi planet
Benda langit ganjil, tidak mirip bintang tetap maupun planet.
Baru-baru ini astronom asal Kanada kembali menemukan dua benda langit yang ganjil, mereka tidak dapat dimasukkan ke dalam sistem planet ataupun bintang tetap, sehingga astronom mau tidak mau menyebut kedua benda langit ini sebagai “benda langit substansi planet”.
Menurut laporan BBC, bentuk kedua benda langit ini nyaris sama, jaraknya 400 tahun cahaya dari bumi. Meskipun cara pembentukan mereka mirip dengan bintang tetap, yakni terbenuk dari awan gas susutan pendingin, namun karena suhunya terlalu dingin, lebih dingin dari bintang tetap yang sesungguhnya, karena itu tidak termasuk kategori bintang tetap. Lagipula massa masing-masing dari mereka hanya 1% dari matahari kita.
Massa mereka mirip dengan sejumla besar planet, satu di antaranya adalah 14 kali lipat dari massa-nya Jupiter, dan satunya lagi adalah 7 kali lipat massa Jupiter, tapi karena cara pembentukan mereka tidak sama dengan planet lainnya, juga tidak berputar mengelilingi sebuah bintang tetap seperti planet lainnya, melainkan saling berputar mengelilingi satu sama lain, karena itu tidak dapat dikategorikan sebagai planet. Peneliti dibuat bingung terhadap bagaimana mereka itu terbentuk.
Astronom asal Kanada menuturkan, bahwa eksistensi kedua benda langit ini membuatnya terkejut. “Temuan baru-baru ini menujukkan bahwa dunia di luar angkasa memang multi ragam, keberadaan mereka dan nasibnya di masa mendatang juga merupakan sebuah misteri.”
Baru-baru ini astronom asal Kanada kembali menemukan dua benda langit yang ganjil, mereka tidak dapat dimasukkan ke dalam sistem planet ataupun bintang tetap, sehingga astronom mau tidak mau menyebut kedua benda langit ini sebagai “benda langit substansi planet”.
Menurut laporan BBC, bentuk kedua benda langit ini nyaris sama, jaraknya 400 tahun cahaya dari bumi. Meskipun cara pembentukan mereka mirip dengan bintang tetap, yakni terbenuk dari awan gas susutan pendingin, namun karena suhunya terlalu dingin, lebih dingin dari bintang tetap yang sesungguhnya, karena itu tidak termasuk kategori bintang tetap. Lagipula massa masing-masing dari mereka hanya 1% dari matahari kita.
Massa mereka mirip dengan sejumla besar planet, satu di antaranya adalah 14 kali lipat dari massa-nya Jupiter, dan satunya lagi adalah 7 kali lipat massa Jupiter, tapi karena cara pembentukan mereka tidak sama dengan planet lainnya, juga tidak berputar mengelilingi sebuah bintang tetap seperti planet lainnya, melainkan saling berputar mengelilingi satu sama lain, karena itu tidak dapat dikategorikan sebagai planet. Peneliti dibuat bingung terhadap bagaimana mereka itu terbentuk.
Astronom asal Kanada menuturkan, bahwa eksistensi kedua benda langit ini membuatnya terkejut. “Temuan baru-baru ini menujukkan bahwa dunia di luar angkasa memang multi ragam, keberadaan mereka dan nasibnya di masa mendatang juga merupakan sebuah misteri.”
“Bumi supra”
Kebanyakan planet di luar galaksi merupakan planet gas seperti Jupiter, namun yang membuat peneliti tertarik adalah planet padat batuan seperti bumi, sebab benda langit demikian lebih memungkinkan melahirkan kehidupan.
Laporan BBC pada awal Maret 2006 lalu menyebutkan, bahwa astronom menemukan sebuah benda langit yang disebut “bumi supra”, adalah sebuah benda langit es dan batuan yang tersingkap, dengan massa 13 kali lipat dari bumi. Dan planet ini berada di luar 9.000 tahun cahaya, berputar mengelilingi sebuah bintang tetap yang setengah lebih besar dari matahari. dengan suhu permukaan yang ekstrem rendah, hanya 201 derajat di bawah nol O derajat celcius.
Awal Januari 2006 sebelumnya, majalah natural memberitakan bahwa di kawasan pusat yang berdekatan dengan galaksi ditemukan sebuah planet yang besarnya 5 kali lipat dari bumi, jaraknya 28.000 tahun cahaya dari bumi, dan berputar mengelilingi sebuah bintang cebol merah yang mirip matahari. Dan ini adalah “bumi di luar galaksi” terkecil yang ditemukan ketika itu.
Dalam sebuah pertemuan astronomi yang diselenggarakan di Colorado, Amerika Serikat pada 7 Februari 2006 silam, astronom mengumumkan menemukan sebuah planet di luar tata surya, massanya hanya 1/5 dari massa Pluto, sistem planet tersebut persis seperti sebuah tata surya yang mengecil.
Kebanyakan planet di luar galaksi merupakan planet gas seperti Jupiter, namun yang membuat peneliti tertarik adalah planet padat batuan seperti bumi, sebab benda langit demikian lebih memungkinkan melahirkan kehidupan.
Laporan BBC pada awal Maret 2006 lalu menyebutkan, bahwa astronom menemukan sebuah benda langit yang disebut “bumi supra”, adalah sebuah benda langit es dan batuan yang tersingkap, dengan massa 13 kali lipat dari bumi. Dan planet ini berada di luar 9.000 tahun cahaya, berputar mengelilingi sebuah bintang tetap yang setengah lebih besar dari matahari. dengan suhu permukaan yang ekstrem rendah, hanya 201 derajat di bawah nol O derajat celcius.
Awal Januari 2006 sebelumnya, majalah natural memberitakan bahwa di kawasan pusat yang berdekatan dengan galaksi ditemukan sebuah planet yang besarnya 5 kali lipat dari bumi, jaraknya 28.000 tahun cahaya dari bumi, dan berputar mengelilingi sebuah bintang cebol merah yang mirip matahari. Dan ini adalah “bumi di luar galaksi” terkecil yang ditemukan ketika itu.
Dalam sebuah pertemuan astronomi yang diselenggarakan di Colorado, Amerika Serikat pada 7 Februari 2006 silam, astronom mengumumkan menemukan sebuah planet di luar tata surya, massanya hanya 1/5 dari massa Pluto, sistem planet tersebut persis seperti sebuah tata surya yang mengecil.
Planet yang besar dan enteng menantang teori pembentukan planet
Pada September 2006 lalu website majalah science memberitakan, bahwa astronom menemukan sebuah planet di luar tata surya baru yang besar, tapi, masanya lebih ringan dari perkiraan sebelumnya, ini membuat ilmuwan terpaksa memeriksa kembali terhadap teori pembentukan planet.
Planet terbaru yang ditemukan ini jaraknya kurang lebih 450 tahun cahaya dari bumi, dan disebut HAT-P-1, adalah planet terbesar di luar tata surya yang ditemukan hingga saat ini.
Yang mengejutkan ilmuwan adalah ukuran planet ini lebih besar 1,5 kali lipat dari Jupiter, tapi bobotnya hanya setengahnya Jupiter. Menurut teori pembentukan planet saat ini, bahwa benda langit yang demikian besar tapi sangat ringan ini tidak seharusnya eksis. Dalam konperensi pers-nya, astrofisikawan Robnerto Nois mengatakan : “kami telah menemukan sebuah benda langit baru yang sangat unik, dan ia benar-benar membingungkan kami.”
Pakar dari NASA menuturkan, bahwa ketika planet lahir bentuknya sangat besar dan bersuhu tinggi, tapi jika hendak mempertahankan kondisi demikian perlu energi, karena itu setelah planet terbentuk bukan saja suhunya akan turun tapi ukurannya juga akan mengecil. Masalah pada planet baru ini adalah suhu yang dipertahankannya sendiri tapi tidak menyusut, ini berarti ia memiliki sejumlah besar energi panas internal yang berkesinambungan sehingga membuat segenap benda langit memuai, tapi ilmuwan merasa bingung dengan sumber energi tersebut.
Planet ini sangat dekat dengan bintang tetap yang berputar di sekitarnya, jaraknya dengan bumi hanya 10.5 tahun cahaya, karena itu, ini juga merupakan planet terdekat yang ditemukan saat ini. Satu pekan ia berputaran mengelilingi mataharinya sendiri adalah 6.9 tahun cahaya. Temuan ini sekaligus membuktikan bahwa planet muncul pada piring debu di sekitar bintang tetap.
Juga pada awal oktober 2006 lalu , para astronom secara serentak mengumumkan tentang 16 planet yang ditemukan teleskop Hubble NASA. Mereka berada di kawasan pusat galaksi kita. 5 di antaranya sama sekali berbeda dengan planet yang sudah diketahui, mereka dengan cepat berputar mengelilingi bintang tetap mereka, dan sekali merampungkan revolusinya tidak sampai satu harinya bumi, sehingga disebut planet siklus dengan revolusi super singkat.
Paling cepat bisa dalam waktu 10 jam merampungkan perputarannya mengelilingi bintang tetapnya. Sebab jarak planet ini dengan bintang tetapnya hanya 740 ribu mil jauhnya, dan planet tersebut tergolong sejenis planet yang paling panas, suhu permukaannya diperkirakan sekitar 3.000o fahrenheit.
Pada September 2006 lalu website majalah science memberitakan, bahwa astronom menemukan sebuah planet di luar tata surya baru yang besar, tapi, masanya lebih ringan dari perkiraan sebelumnya, ini membuat ilmuwan terpaksa memeriksa kembali terhadap teori pembentukan planet.
Planet terbaru yang ditemukan ini jaraknya kurang lebih 450 tahun cahaya dari bumi, dan disebut HAT-P-1, adalah planet terbesar di luar tata surya yang ditemukan hingga saat ini.
Yang mengejutkan ilmuwan adalah ukuran planet ini lebih besar 1,5 kali lipat dari Jupiter, tapi bobotnya hanya setengahnya Jupiter. Menurut teori pembentukan planet saat ini, bahwa benda langit yang demikian besar tapi sangat ringan ini tidak seharusnya eksis. Dalam konperensi pers-nya, astrofisikawan Robnerto Nois mengatakan : “kami telah menemukan sebuah benda langit baru yang sangat unik, dan ia benar-benar membingungkan kami.”
Pakar dari NASA menuturkan, bahwa ketika planet lahir bentuknya sangat besar dan bersuhu tinggi, tapi jika hendak mempertahankan kondisi demikian perlu energi, karena itu setelah planet terbentuk bukan saja suhunya akan turun tapi ukurannya juga akan mengecil. Masalah pada planet baru ini adalah suhu yang dipertahankannya sendiri tapi tidak menyusut, ini berarti ia memiliki sejumlah besar energi panas internal yang berkesinambungan sehingga membuat segenap benda langit memuai, tapi ilmuwan merasa bingung dengan sumber energi tersebut.
Planet ini sangat dekat dengan bintang tetap yang berputar di sekitarnya, jaraknya dengan bumi hanya 10.5 tahun cahaya, karena itu, ini juga merupakan planet terdekat yang ditemukan saat ini. Satu pekan ia berputaran mengelilingi mataharinya sendiri adalah 6.9 tahun cahaya. Temuan ini sekaligus membuktikan bahwa planet muncul pada piring debu di sekitar bintang tetap.
Juga pada awal oktober 2006 lalu , para astronom secara serentak mengumumkan tentang 16 planet yang ditemukan teleskop Hubble NASA. Mereka berada di kawasan pusat galaksi kita. 5 di antaranya sama sekali berbeda dengan planet yang sudah diketahui, mereka dengan cepat berputar mengelilingi bintang tetap mereka, dan sekali merampungkan revolusinya tidak sampai satu harinya bumi, sehingga disebut planet siklus dengan revolusi super singkat.
Paling cepat bisa dalam waktu 10 jam merampungkan perputarannya mengelilingi bintang tetapnya. Sebab jarak planet ini dengan bintang tetapnya hanya 740 ribu mil jauhnya, dan planet tersebut tergolong sejenis planet yang paling panas, suhu permukaannya diperkirakan sekitar 3.000o fahrenheit.
Planet terestrial tersebar di angkasa
Oleh karena planet lebih kecil, dan tidak memancarkan cahaya, jadi tidak begitu mudah mengamatinya. Biasanya astronom menggunakan dua gejala astronomis untuk secara tidak langsung mengamati planet di luar tata surya.
Einstein pernah mengemukakan, bahwa ketika bergerak ke bintang tetap, efek gravitasi akan seperti lensa memperbesar benda langit di bagian belakang, sehingga tampak lebih terang ketika diamati, inilah efek dari “lensa gravitasi”. Selain itu, ilmuwan juga bisa membuktikan keberadaan mereka dari fakula (daerah yang terang di permukaan matahari) yang melintasi bintang tetap dari planet, dan inilah yang disebut “gejala transit”.
Seiring dengan semakin banyaknya ditemukan planet di luar galaksi, para ilmuwan juga semakin meyakini bahwa planet terestrial ini tersebar di mana-mana di angkasa. Dengan menggunakan komputer ilmuwan AS mensimulasi proses pembentukan planet, dan hasilnya menunjukkan bahwa di antara planet yang dekat di luar tata surya yang ditemukan hingga saat ini, mungkin terdapat 1/3 planet yang mirip dengan bumi, diselimuti oleh samudera dan cocok untuk kehidupan.
Di saat yang sama, ilmuwan asal Jerman juga menemukan materi dari periode awal di antara batuan yang jatuh ke bumi tersebut terdapat struktur kehidupan, ini menunjukkan bahwa di luar angkasa terdapat prasyarat kehidupan.
Oleh karena planet lebih kecil, dan tidak memancarkan cahaya, jadi tidak begitu mudah mengamatinya. Biasanya astronom menggunakan dua gejala astronomis untuk secara tidak langsung mengamati planet di luar tata surya.
Einstein pernah mengemukakan, bahwa ketika bergerak ke bintang tetap, efek gravitasi akan seperti lensa memperbesar benda langit di bagian belakang, sehingga tampak lebih terang ketika diamati, inilah efek dari “lensa gravitasi”. Selain itu, ilmuwan juga bisa membuktikan keberadaan mereka dari fakula (daerah yang terang di permukaan matahari) yang melintasi bintang tetap dari planet, dan inilah yang disebut “gejala transit”.
Seiring dengan semakin banyaknya ditemukan planet di luar galaksi, para ilmuwan juga semakin meyakini bahwa planet terestrial ini tersebar di mana-mana di angkasa. Dengan menggunakan komputer ilmuwan AS mensimulasi proses pembentukan planet, dan hasilnya menunjukkan bahwa di antara planet yang dekat di luar tata surya yang ditemukan hingga saat ini, mungkin terdapat 1/3 planet yang mirip dengan bumi, diselimuti oleh samudera dan cocok untuk kehidupan.
Di saat yang sama, ilmuwan asal Jerman juga menemukan materi dari periode awal di antara batuan yang jatuh ke bumi tersebut terdapat struktur kehidupan, ini menunjukkan bahwa di luar angkasa terdapat prasyarat kehidupan.